Lebih Efisien, Ini Dia Perbandingan Dari Penggunaan SSD dan HDD
Teknologi solid state drive (SSD) yang berkembang sangat pesat menyebabkan hard disk drive (HDD) semakin tegeser. Saat ini, bisa dibilang SSD lebih disukai dibandingkan HDD yang dianggap lebih tradisional. Berikut Perbandingan Dari Penggunaan SSD dan HDD :
Selain itu, pemasangan.com akan menjabarkan beberapa perbandingan dari penggunaan SSD dan HDD sebagai berikut:
Kecepatan
HDD harus berputar agar head bisa membaca sector pada platter, terkadang kita harus menunggu waktu ”spin up”. Setelah disk dalam kondisi berputar, head harus mencari posisi yang tepat di dalamnya. Disk kemudian harus berputar sehingga data yang tepat dapat terbaca. Bila data tersebar pada beberapa tempat (fragmented) maka operasi ini akan diulangi hingga semuanya telah dibaca atau ditulis. Meskipun setiap operasi hanya membutuhkan waktu sepersekian detik, jumlah total waktu yang diperlukan dapat cukup berpengaruh. Seringkali pembacaan dan penulisan HDD menyebabkan bottleneck pada sistem.
Sedangkan, pada HDD, karena informasi di dalamnya dapat diakses langsung (secara teknis waktu yang dibutuhkan seperti kecepatan cahaya) sehingga tidak ada latency untuk pemindahan data. Latency adalah waktu tenggang antara permintaan data dengan dimulainya pemindahan yang sesungguhnya. Sebagai contoh, rata-rata latency pada HDD dapat dihitung dari kecepatan spindle, yaitu untuk separuh rotasi. Karena tidak ada hubungan antara spatial locality dan retrieval speed, tidak ada penurunan performa saat data sedang dilakukan fragmentasi.
Kecepatan penulisan untuk data yang dilakukan fragmentasi menyebabkan cepatnya waktu start up aplikasi. Percobaaan yang dilakukan SanDisk menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk start up Windows Vista hanya 30 detik pada laptop dengan SSD SATA 5000 2.5″.
Stabilitas
Karena tidak ada bagian yang bergerak, kemungkinan kerusakan mekanis pada SSD menjadi kecil sekali. Debu juga tidak menjadi masalah karena SSD dapat dibuat kedap udara, tidak seperti HDD yang membutuhkan saluran udara agar dapat berfungsi dengan baik. Bila SSD terjatuh juga kecil kemungkinannya merusak data. Tidak ada head sehingga kerusakan pun dapat dihindari. Kecepatan dan kestabilan tentunya berkaitan erat dengan harga. SSD pada awal peluncurannya berkapasitas rendah, namun harganya jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan HDD.
Konsumsi listrik yang rendah
Kelemahan utama dari HDD adalah jumlah daya listrik yang digunakan. Sebagian besar dari keseluruhan daya listrik yang diperlukan oleh HDD digunakan untuk motor ketika harus memutar disk. Agar HDD bisa lebih cepat, maka kecepatan berputar dari disk harus ditingkatkan, hingga 10,000 RPM untuk jenis dengan performa yang tinggi.
Sedangkan SSD menawarkan efisiensi daya yang lebih tinggi. Karena tidak adanya motor dan efisiensi dari IC Flash, SSD menggunakan sepersekian dari daya yang dibutuhkan HDD. Saat tidak bekerja, SSD menggunakan daya 95% lebih rendah dari daya yang dibutuhkan HDD.
Saat aktif, SSD menghemat 50 – 83% dari daya yang dibutuhkan HDD. Penggunaan daya yang lebih rendah berarti panas yang dihasilkan di dalam chassis akan sama Hal ini membuat suhu komponen-komponennya dan kebutuhan ventilasi di dalam chassis menjadi lebih rendah.
Selain itu, yang terpenting, dalam mobile computing, kebutuhan daya yang lebih rendah dapat memperbanjang umur baterai. Setiap SSD dapat menghemat hingga 21.9 Kilowatt atau setara 4 jam dari daya per tahun, sehingga dapat dikatakan sebagai produk yang ramah lingkungan.
Performa
HDD dan teknologi flash yang diusung SSD memiliki karakteristik performa yang sangat berbeda. Lamanya waktu HDD antara 10-20 ms terhitung sangat lambat dibandingkan kecepatan teknologi flash yaitu 1 ms atau lebih cepat. Karena itu, SSD sangat unggul dibandingkan dengan HDD untuk membaca dan menulis data kecil secara acak.
HDD relatif cepat untuk transer data yang besar yang terletak dalam block yang berurutan. Tetapi SSD mampu membaca dan menulis data lebih baik dibandingkan dengan hard drive yang tercepat. Keuntungan lainnya dari penggunaan teknologi flash adalah tidak adanya waktu tunggu saat bangun dari sleep mode karena tidak ada komponen yang bergerak. Sehingga tidak memerluka pemutaran layaknya HDD konvensional.
Reliabilitas
HDD konvensional menggunakan disk magnetis yang berputar dan menggunakan untuk membaca dan menuliskan data. Arsitektur ini membutuhkan banyak bagian yang berputar di dalam drive, termasuk motor untuk memutar disk, disk yang berputar ini sendiri, motor untuk memindahkan head di atas disk, dan head magnetis untuk membaca atau menulis. Bagian yang bergerak rentan mengalami kerusakan dibandingkan dengan komponen yang solid.
HDD adalah komponen yang mudah rusak dalam komputer desktop. Dan kerusakan HDD bisa lebih serius bila terjadi pada komputer portable yang lebih mudah terbentur dan jatuh karena sering berpindah-pindah. Jika tanpa sengaja sebuah laptop terjatuh dari meja, hard drive adalah yang pertama rusak. Bila hard drive rusak, sistem akan berhenti, dan data yang tersimpan bisa hilang. Hard drive bukan cara yang aman untuk menyimpan data yang penting.
Sebaliknya, SSD menyimpan data dalam IC memori yang dipatrik ke circuit board sehingga tidak ada bagian yang bergerak. Hasilnya, SSD memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan HDD. Kelebihan ini menyebabkan SSD menjadi media penyimpanan yang lebih dipilih karena aman. Toleransi suhu SSD berkisar antara -40°C hingga 85°C.
Perbandingan SSD dari Beberapa Vendor
Grafik di bawah ini membandingkan kecepatan antara model-model SSD saat ini dengan laptop drive yang canggih saat ini. Angka-angka performa untuk SSD drive berdasarkan laporan pembuatnya, sedangkan performa Hitachi 7K200’s berdasarkan review dari Storage Review. Tidak seperti produsen lainnya, Hitachi tidak melaporkan performa hard drivenya.
Tak berhenti di sana, pemasangan.com akan meringkas berbagai keuntungan dan kerugian dari penggunaan SSD, baik RAM ataupun Flash. Anda pun dapat mempertimbangkan sendiri apakah membutuhkan SSD atau tetap menggunakan HDD.
Keuntungan
• Start-up yang lebih cepat, karena tidak memerlukan spin-up (perputaran) (RAM & Flash)
• Pada umumnya, kecepatan membaca dan akses secara acak yang lebih cepat. Hal ini disebabkan karena tidak adanya head untuk membaca/menulis untuk digerakan (RAM & Flash)
• Latency time yang sangat rendah, karena seek-time SSD yang jauh lebih baik dibandingkan HDD terbaik. Pada aplikasi-aplikasi, seek time HDD adalah faktor yang membatasi, hal ini akan berdampak pada proses booting yang lebih cepat dan mempercepat start up aplikasi. (RAM & Flash)
• Penulisan yang sangat cepat (RAM, hampir sama cepatnya untuk Flash)
• Tidak berisik. Karena tidak adanya komponen yang bergerak. Hal ini membuat SSD sama sekali tidak menimbulkan suara, kecuali, seperti pada kasus model high-end dan high-capacity, model-model semacam ini disertai dengan kipas pendingin. (RAM & Flash)
• Untuk SSD teknologi flash dengan kapasitas yang rendah, konsumsi listrik dan panas yang dihasilkan relatif kecil. Meskipun SSD high-end dan SSD berbasis DRAM mungkin memiliki kebutuhan tenaga yang lebih besar.
• Ketahanan mekanik yang tinggi, dimungkinkan karena rendahnya penggunaan komponen yang bergerak. (RAM & Flash)
• Kemampuan untuk menangani guncangan, ketinggian, getaran dan temperatur yang ekstrim. Hal ini sekali lagi disebabkan karena tidak adanya komponen yang bergerak. Ini membuat SSD berguna bagi laptop, komputer bergerak dan peralatan yang beroperasi pada kondisi ekstrim. (Flash)
• Range temperatur operasional yang besar. HDD biasa memiliki range temperatur operasional antara 5-55 derajat celsius. Kebanyakan SSD teknologi flash dapat beroperasi hingga 70 derajat, dan beberapa SSD untuk keperluan industri dapat bekerja pada temperatur yang lebih tinggi.
• Kinerja saat membaca data yang stabil. Tidak seperti HDD, kinerja SSD nyaris konstan dan dapat ditentukan pada keseluruhan media penyimpanan. Hal ini disebabkan karena seek time yang tidak tergantung pada lokasi fisik dari data, fragmentasi file pun hampir tidak memiliki efek pada kinerja ketika membaca data.
• Untuk SSD dengan kapasitas rendah, berat dan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan hard disk. SSD dapat digunakan untuk menyimpan hingga kapasitas 20 GB pada sebuah CompactFlash dengan ukuran 42.8×36.4x5mm. SSD hingga 256 GB lebih ringan dibandingkan hard drive dengan kapasistas yang sama.
• Ketika kegagalan terjadi, umumnya kegagalan yang terjadi adalah pada waktu penulisan atau penghapusan, tidak pada saat pembacaan. Dengan menggunakan HDD tradisional, kegagalan cenderung terjadi pada saat pembacaan. Jika drive mendeteksi kegagalan pada saat menulis, data dapat ditulis pada cell yang baru tanpa harus kehilangan data. Jika drive mengalami kegagalan pada saat membaca, maka pada umumnya data akan hilang selamanya.
Kelemahan
• Biaya – pada pertengahan 2008, harga SSD masih lebih mahal per GB dibandingkan dengan HDD konvensional. SSD dengan grade standar (untuk konsumen biasa) pada umumnya berkisar antara 2 hingga 3.5 USD per GB untuk flash drive dan melebihi 80 USD untuk SSD berbasis RAM. Hal ini jauh diatas HDD konvensional yang berkisar dibawah 0.15 USD.
• Kapasitas– pada saat ini jauh dibawah HDD konvensional (kapasitas flash SSD diprediksi akan meningkat secara cepat, dengan drive eksperimen mencapai 1 TB)
• SSD berbasis DRAM memiliki kerentanan yang lebih besar terhadap listrik yang mati tiba-tiba
• Kemampuan tulis (hapus) yang terbatas – cell- cell flash memory akan aus setelah 1.000 hingga 10.000 penulisan untuk MLS dan hingga 100.000 penulisan untuk SLC. Meskipun cell-cell dengan daya tahan tinggi dapat tahan hingga 1-5 juta penulisan (kebanyakan log file, file allocation table dan bagian-bagian yang sering digunakan pada file system melebihi jumlah ini pada masa hidup komputer). File system khusus atau desain firmware dapat menelisik masalah ini dengan menyebar penulisan ke seluruh device (disebut dengan wead leveling). SSD berbasis DRAM tidak mengalami permasalahan dengan batasan penulisan ini.
• Kecepatan penulisan yang lebih lambat. Karena erase block dan sebuah SSD berbasis flash umumnya cukup besar (0.5 – 1 MB), hal ini akan menyebahkan kecepatan penulisan acak yang lebih lambat dibandingkan HDD konvensional dan karenanya rentan terhadap fragmentasi penulisan. SSD berbasis DRAM tidak mengalami permasalahan ini.
• Kepadatan penyimpanan yang lebih rendah. HDD dapat menyimpan lebih banyak data per unit volume dibandingkan DRAM dan Flash SSD, kecuali untuk kapasitas yang sangat kecil atau perangkat kecil.
• Konsusmsi listrik yang lebih besar pada saat idle atau pada saat workload rendah. Runtime dari baterai laptop akan berkurang dengan menggunakan sebuah SSD dibandingkan menggunakan 7200 RPM 2,5’ HDD laptop. Flash drive juga menggunakan lebih banyak tenaga per GB.
• SSD berbasis RAM memerlukan tenaga yang lebih besar dibandingkan HDD, baik ketika beroperasi maupun ketika dimatikan.