Pengertian dan Fungsi DNS Dalam Jaringan Komputer

Setiap kali mengakses suatu halaman di internet, user biasanya mengetikkan nama domain yang ingin diakses. Misalnya saja, ketika ingin membuka halaman Facebook, pastilah kita akan mengetikkan www.facebook.com pada browser di komputer. Sebetulnya, di balik alamat domain tersebut, terkandung alamat IP yang mendefinisikan letak sebuah halaman. Alamat IP ini bisa diterjemahkan dari suatu domain dengan menggunakan DNS.

Sebelum berkenalan dengan DNS, Pengertian dan Fungsi DNS Dalam Jaringan Komputer, awal mulanya jaringan komputer menggunakan file HOSTS yang berisi informasi mengenai nama komputer beserta alamat IP-nya. File jenis ini sangatlah merepotkan dan juga tidak efisien bagi pengguna internet dikarenakan kita harus copy versi terbaru dari file HOSTS di setiap lokasi pada jaringan internet. Maka dari itu, DNS dibuat guna menggantikan peran dari file HOSTS tersebut. Langsung saja, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian DNS.

 

Pengertian DNS

Domain Name System atau yang biasa disingkat dengan DNS adalah sebuah sistem yang berfungsi menerjemahkan alamat IP ke nama domain atau sebaliknya, dari nama domain ke alamat IP. Jadi, host komputer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server yang kemudian dipetakan ke dalam alamat IP oleh DNS.

DNS ditemukan pada tahun 1983 oleh Paul Mockapetris, dengan spesifikasi awal RFC 882 dan 883. Empat tahun kemudian pada 1987, spesifikasi DNS dikembangkan menjadi RFC 1034 dan RFC 1035. DNS berguna untuk melakukan komunikasi data di jaringan internet yang sangat luas. Sebelum adanya DNS, dahulu digunakan file HOST.TXT dari SRI pada seluruh komputer yang terhubung dengan jaringan untuk memetakan alamat ke sebuah nama. Namun, sistem ini memiliki keterbatasan, karena setiap kali satu alamat komputer berubah, sistem yang berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update file HOST. Keterbatasan ini kemudian diatasi dengan hadirnya DNS.

Pengertian dan Fungsi DNS Dalam Jaringan Komputer
Pengertian dan Fungsi DNS Dalam Jaringan Komputer

 

Paul Mockapetris

 

Sebagai contoh, ketika anda mengetikkan sebuah alamat suatu website seperti detik.com, maka DNS akan menerjemahkannya ke dalam alamat IP:203.190.242.69 agar dapat dimengerti oleh komputer. DNS biasanya digunakan pada aplikasi yang terhubung pada internet seperti web browser maupun pada sebuah layanan e-mail. Selain itu, DNS juga dapat diterapkan pada private network maupun intranet.

Dengan menggunakan DNS, pengguna tidak perlu lagi menghafalkan alamat IP dari sebuah komputer maupun situs pada jaringan internet. Cukup menghafalkan host name atau nama domainnya saja. Bisa jadi alamat IP pada sebuah komputer bisa berubah, tetapi host name (nama komputer) tidak dapat berubah. Maka dari itu, DNS cenderung konsisten. DNS sangat mudah diimplementasikan dengan protokol internet seperti TCP/ IP.

 

Fungsi DNS

DNS tentunya memiliki fungsi tersendiri dalam jaringan internet. Berikut merupakan beberapa di antaranya:

  1. Melakukan identifikasi alamat komputer dalam suatu jaringan: Setiap komputer yang terhubung dengan jaringan internet pasti memiliki alamat IP tersendiri. Dengan adanya DNS, maka jaringan internet kemudian dapat memetakan komputer tersebut sebagai bagian kecil yang terhubung dalam jaringan.
  2. Sebagai penyedia alamat IP bagi tiap host: Pada dasarnya, setiap pengembang website membutuhkan sebuah host agar website-nya dapat diakses kalangan umum. Dengan adanya DNS, alamat IP dari tiap host akan dapat teridentifikasi sehingga tiap host akan memiliki alamat IP-nya masing-masing.
  3. Melakukan pendataan server e-mail: Setiap kali server mail bekerja baik untuk menerima atau meneruskan sebuah e-mail, maka data-datanya akan dimonitor oleh DNS.
  4. Mentranskripsikan nama domain menjadi IP address: tiap website di internet memiliki domain tersendiri, seperti .com, .org, .id, dan sebagainya. Melalui browser biasanya yang terlihat adalah alamat sebuah situs dalam bentuk domain. DNS dapat menerjemahkan domain menjadi IP address dan sebaliknya.
  5. Mempermudah user untuk tidak perlu mengingat alamat IP: Jika tidak ada DNS, maka jaringan tidak akan mampu mengakses alamat yang diketikkan pada web browser. Misalnya saja ketika kita ingin mengakses www.google.com, tanpa adanya DNS, komputer tidak dapat menemukan halaman Google karena alamat IP belum teridentifikasi.

 

Hierarki DNS

Hierarki DNS

 

Dalam DNS, terdapat hierarki yang digunakan untuk mengelompokkan komponen-komponen dari sebuah domain. Domain dikelompokkan dalam hierarki sebagai berikut :

  1. Root-Level Domain: merupakan puncak hierarki yang diekspresikan berdasarkan periode. Memiliki ciri khas penambahan titik di belakang domain, misalnya wikipedia.org(tanda titik (.) di belakang .org merupakan root level domain)
  2. Top-Level Domain: merupakan kata yang posisinya berada paling kanan dari suatu domain, atau jika dibaca berada paling belakang. Misalnya saja untuk wikipedia.org, maka top level domainnya adalah “.org”. Top level domain dapat berisi second-level domaindan juga host. Secara umum, top level domain dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
  • GLTD (Generic Top Level Domain): adalah TLD yang bersifat general, misalnya .com (untuk tujuan komersial), .edu (untuk institusi pendidikan), .gov (untuk instansi pemerintahan), .org (untuk organisasi non-profit), dan .net (untuk organisasi jaringan)
  • CCLTD (Country Code Top Level Domain): TLD yang didasarkan pada kode negara, misalnya .id (untuk Indonesia), .us (Amerika Serikat), .my (Malaysia), dan sebagainya.
  1. Second-Level Domain: dapat berisikan host dan domain lain, atau sering disebut dengan sub-domain. Misalnya saja, pada domain wikipedia.org, maka second level, domainnya adalah “wikipedia”.
  2. Third-Level Domain: merupakan kata yang letaknya di sebelah kiri second level domain dan dibatasi dengan titik. Misalnya saja, untuk domain wikipedia.org, maka “ru” merupakan bagian third-level domain-nya.
  3. Host Name: kata yang terletak di paling depan pada sebuah domain, misalnya untuk google.com, maka wwwadalah nama host-nya. Jika sebuah domain menggunakan host name, maka akan tercipta FQDN (Fully Qualified Domain Name) untuk tiap komputer. Dengan begitu, keberadaan DNS akan terdistribusi di seluruh dunia, dengan tiap organisasi memiliki tanggung jawab terhadap database yang berisikan info mengenai jaringannya masing-masing.

 

Bagaimana Cara Kerja DNS?

Sebelum mengetahui cara kerja DNS, perlu diketahui bahwa pengelola DNS terdiri dari 3 komponen, yaitu:

 

  1. DNS resolver: adalah klien yang merupakan komputer pengguna, pihak yang membuat permintaan DNS dari suatu program aplikasi
  2. Recursive DNS server: adalah pihak yang melakukan pencarian melalui DNS berdasarkan permintaan resolver, kemudian memberikan jawaban pada resolver
  3. Authoritative DNS server: pihak yang memberikan respons setelah recursive melakukan pencarian. Respons dapat berupa sebuah jawaban maupun delegasi ke DNS server

 

Untuk menjalankan tugasnya, server DNS memerlukan program client yang bernama resolver untuk menghubungkan setiap komputer user dengan server DNS. Program resolver yang dimaksud adalah web browser dan mail client. Jadi, untuk terhubung ke server DNS, kita perlu melakukan instalasi web browser atau mail client pada komputer kita.

Cara Kerja DNS

Pengertian dan Fungsi DNS Dalam Jaringan Komputer
Pengertian dan Fungsi DNS Dalam Jaringan Komputer

Dari gambar di atas, kita bisa sedikit mendeskripsikan cara kerja server DNS sebagai berikut:

  1. DNS resolver melakukan pencarian alamat host pada file HOSTS. Jika alamat host yang dicari sudah ditemukan dan diberikan, maka proses selesai.
  2. DNS resolver melakukan pencarian pada data cache yang sudah dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya. Bila ada, kemudian disimpan dalam data cache lalu hasilnya diberikan dan selesai.
  3. DNS resolver melakukan pencarian pada alamat server DNS pertama yang telah ditentukan oleh pengguna.
  4. Server DNS ditugaskan untuk mencari nama domain pada cache-nya.
  5. Apabila nama domain yang dicari oleh server DNS tidak ditemukan, maka pencarian dilakukan dengan melihat file database (zones) yang dimiliki oleh server.
  6. Apabila masih tidak ditemukan, pencarian dilakukan dengan menghubungi server DNS lain yang masih terkait dengan server yang dimaksud. Jika sudah ditemukan kemudian disimpan dalam cache lalu hasilnya diberikan ke client (melalui web browser).

Jadi, jika apa yang dicari di server DNS pertama tidak ditemukan. Pencarian dilanjutkan pada server DNS kedua dan seterusnya dengan 6 proses yang sama seperti di atas. Perlu dicatat, pencarian dari client ke sejumlah server DNS dikenal dengan istilah proses pencarian interaktif sedangkan proses pencarian domain antar server DNS dikenal dengan istilah pencarian recursive.

 

Kelebihan dan Kekurangan DNS

DNS memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri saat diaplikasikan pada jaringan internet. Kelebihan DNS ditampilkan dalam beberapa poin berikut:

  1. Halaman sebuah situs (website atau blog) menjadi lebih mudah untuk diingat.
  2. Konfigurasi DNS sangat mudah bagi para admin.
  3. Menggunakan DNS, tidak akan terjadi perubahan alamat host name, walaupun alamat IP sebuah komputer telah berubah. Artinya, penggunaan DNS cukup konsisten.

Walaupun begitu, terdapat pula kekurangan pada sistem DNS, yaitu:

  1. Adanya keterbatasan bagi para pengguna untuk mencari nama domain untuk halaman situsnya. Beberapa nama domain mungkin sudah dipakai oleh pihak lain.
  2. Tidak bisa dikatakan mudah untuk diimplementasikan.

Jasa instalasi Lan, server